TRIBUNJABAR.ID - Aksi gol bunuh diri Aziz Bouhaddouz sesaat sebelum pertandingan berakhir memberikan malapetaka bagi Timnas Maroko sehingga harus mengalami kekalahan 0-1 melawan Timnas Iran.

Gol tersebut tercipta pada masa tambahan waktu di babak kedua atau tepatnya menit ke-90+5 di Stadion Saint-Petersburg, Jumat (15/6/2018) malam WIB.

Padahal, Maroko bisa mendominasi permainan sepanjang jalannya pertandingan.

Penampilan Timnas Maroko cukup menjanjikan di babak pertama laga melawan Iran.

Dengan penguasaan bola sebanyak 68 persen, Maroko terlihat bisa memberikan kesulitan besar bagi lini pertahanan Iran.

Namun, hal tersebut tidak cukup untuk dapat membongkar benteng kokoh di lini belakang Timnas Iran di babak pertama.

Sementara itu, Iran bukan tanpa peluang mencetak gol.

Lewat serangan balik skuat asuhan Carlos Queiroz bisa membuat ancaman terbesar pada menit ke-43.

Di babak kedua Maroko kembali lebih dominan dalam memberikan tekanan. Namun, semua upaya mereka lagi-lagi terbentur kokohnya barisan pertahanan Iran.

Lewat peluang terakhir yang didapatkan dari tendangan bebas, Timnas Iran justru berhasil membuat malapetaka bagi Timnas Maroko.

Ya, alih-alih berusaha membuat halauan dengan sundulan, upaya Bouhaddouz malah membuat bola masuk ke dalam gawangnya sendiri.

Kemenangan 1-0 atas Maroko membuat Iran menjadi tim pertama yang mengemas tiga poin pertama dan menempati posisi puncak klasemen Grup B sebelum Portugal bentrok melawan Spanyol.

Maroko: 12-Monir El Kajoui, 2-Achraf Hakimi, 5-Mehdi Benatia, 6-Romain Saiss, 7-Hakim Ziyach, 8-Karim El Ahmadi, 10-Younes Belhanda, 14-Mbark Boussoufa, 16-Noureddine Amrabat (21-Sofyan Amrabat 76'), 18-Amine Harit (4-Manuel da Costa 82'), 9-Ayoub El Kaabi (20-Aziz Bouhaddouz 77')

Pelatih: Herve Renard

Iran: 1-Ali Beiranvand, 3-Ehsan Hajisafi, 4-Roozbeh Cheshmi, 8-Morteza Pouraliganji, 23-Ramin Rezaeian, 7-Masoud Shojaei (17-Mehdi Taremi 68'), 9-Omid Ebrahimi (19-Majid Hosseini 80'), 11-Vaid Amiri, 10-Karim Ansarifard, 18-Alireza Jahanbakhsh (14-Saman Ghoddos 85'), 20-Sardar Azmoun

Pelatih: Carlos Queiroz

Wasit: Cuneyt Cakir (Turki)

mengemas kemenangan 1-0 atas

di laga perdana Grup B

. Gol didapat lewat bunuh diri Aziz Bouhaddouz di masa injury time.

Bertanding di Krestovsky Stadium, Saint-Petersburg, Jumat (15/6/2018), Maroko sedianya tampil mendominasi atas Iran. Tim besutan Herve Renard banyak menciptakan peluang sepanjang pertandingan.

[Gambas:Video 20detik]

Peluang pertama tercipta di menit ketiga. Umpan tarik dilepaskan Younes Belhanda ke tengah, namun Hakim Ziyech yang sudah berdiri bebas di depan kotak penalti malah gagal menendangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di menit ke-19, lagi-lagi Maroko membuat Iran ketar-ketir. Sebuah kemelut diciptakan di depan kotak penalti, di mana Younes Belhanda dan Medhi Benatia gagal menceploskan bola ke dalam gawang lantaran masih bisa diblok pemain Iran.

Iran baru mendapat peluang bersih di menit ke-43. Sardar Azmoun melepaskan tendangan yang bisa ditepis Munir Mohand Mohamedi. Bola muntah kemudian dicocor Alireza Jahanbakhsh, tapi Munir kembali menepisnya. Hingga peluit tanda istirahat berbunyi, tidak ada gol tercipta. Maroko vs Iran masih 0-0. Di babak kedua, laga berjalan lebih sengit.

Iran yang bisa lebih banyak menekan di babak kedua, mendapat perlawanan keras dari Maroko. Beberapa kali friksi antarpemain dari kedua tim pun terlihat saat terjadi pelanggaran.

Memasuki menit akhir, laga kian sengit. Di menit ke-80, sundulan Romain Saiss memanfaatkan umpan Achraf Hakimi masih melebar. Sementara tak lama berselang, Alireza Jahanbakhsh harus ditarik keluar lantaran cedera. Iran sudah kehilangan dua pemainnya karena cedera, setelah sebelumnya Omid Ebrahimi juga diganti karena cedera.

Di masa injury time, tensi panas terjadi setelah terjadi pelanggaran yang melibatkan Karim Ansarifard serta Mbark Boussoufa. Ketegangan sampai merembet ke bench, di mana pelatih kedua tim yakni Carlos Queiroz dan Herve Renard saling berbicara.

Drama berlanjut menjelang laga tuntas. Iran secara mengejutkan unggul 1-0 lewat gol bunuh diri Aziz Bouhaddouz. Tendangan bebas Ehsan Haji Safi, setelah sebelumnya Sofyan Amrabat melanggar Saman Goddos, malah disundul masuk ke gawang sendiri.

Iran pun mengakhiri laga dengan kemenangan 1-0 atas Maroko. Tiga poin perdana diraih tim asuhan Carlos Queiroz di pentas Piala Dunia 2018.

Munir, Nordin Amrabat (Sofyan Amrabat 76'), Benatia, Saïss, Achraf, El Ahmadi, Belhanda, Harit (Da Costa 82'), Boussoufa, Ziyech, El Kaabi (Bouhaddouz 77')

Beiranvand, Hajisafi, Cheshmi, Pouraliganji, Rezaeian, Shojaei (Taremi 68'), Ebrahimi (Montazeri 79'), Amiri, Ansarifard, Jahanbakhsh (Ghoddos 85'), Azmoun

Bola.com, Jakarta Timnas Iran berhasil mengamankan tiga poin pertama di Grup B Piala Dunia 2018 setelah meraih kemenangan 1-0 atas Maroko di Krestovsky Stadium, Saint Petersburg, Jumat malam (15/6/2018) WIB. Gol bunuh diri pemain pengganti Maroko, Aziz Bouhaddouz, di masa injury time membuat Iran memastikan kemenangan.

Selama 20 menit pertama pertandingan, Maroko tampak menguasai jalannya pertandingan dan terus mengurung pertahanan Iran. Satu peluang cukup baik tercipta bagi Maroko pada menit ke-18, ketika terjadi kemelut di depan gawang Iran. Namun, solidnya pertahanan tim asuhan Carlos Queiroz masih tak bisa ditembus Maroko.

Iran mulai bangkit selepas menit ke-21. Beberapa kali mereka mulai mendapatkan kesempatan untuk memberikan ancaman ke lini pertahanan Maroko. Iran tampak mulai percaya diri.

Sebuah peluang cukup baik didapatkan Maroko pada menit ke-29 melalui pemain mudanya, Amine Harit. Pemain berusia 20 tahun itu menerima bola dari Achraf Hakimi di sisi kiri dan melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti Iran dengan mengecoh dua pemain sebelum melepaskan tembakan. Namun, tembakannya terlalu lemah sehingga mudah diantisipasi kiper Iran, Alireza Safar Beiranvand.

Iran mendapatkan peluang emas mencetak gol pada menit ke-42 melalui Sardar Azmoun. Pemain bernomor punggung 20 itu berhasil lolos dari penjagaan dan membawa lari bola hingga berhadapan dengan kiper Maroko, Mounir Mohand Mohamedi.

Hanya, tembakan Azmoun masih bisa halau kiper Maroko dan menjadi bola rebound bagi Morteza Pouraliganji, pemain Iran yang ikut berlari hingga kotak penalti Maroko. Tembakan pemain bernomor punggung 8 itu masih mampu dihalau Mounir dengan tangannya sehingga bola masih tak menemui sasaran.

Permainan di babak kedua laga Grup B Piala Dunia 2018 ini semakin sengit, bahkan cenderung ke arah kasar. Namun, wasit Cuneyt Cakir yang memimpin pertandingan tak mudah mengeluarkan kartu.

Hingga pertandingan memasuki waktu krusial pada 10 menit terakhir, intensitas pertandingan semakin meningkat. Kedua tim berusaha untuk memberikan tekanan sehingga membuat pelanggaran tak luput harus dilakukan pemain-pemain baik dari Maroko maupun dari Iran.

Iran akhirnya berhasil memecah kebuntuan pada masa injury time. Gol bunuh diri pemain pengganti Maroko, Aziz Bouhaddouz, menjadi penentu keberhasilan Iran meraih tiga poin.

Berawal dari eksekusi tendangan bebas yang dilepaskan Ehsan Hajy Safi dari sisi kiri lapangan, bola mengarah tepat ke jantung pertahanan Maroko. Bermaksud menghalau bola, Aziz Bouhaddouz justru menanduk bola masuk ke gawang timnya sendiri.

Pertandingan berakhir dengan skor tipis 1-0 untuk kemenangan Iran. Untuk sementara, tim asuhan Carlos Queiroz itu berhasil berada di puncak klasemen Grup B Piala Dunia 2018dengan tiga poin, menunggu hasil pertemuan antara Portugal dan Spanyol yang akan berlaga dalam satu jam ke depan. (Benediktus Gerendo)

tirto.id - Hasil pertandingan pembuka Grup B Piala Dunia 2018 antara Maroko vs Iran berakhir 0-1. Gol semata wayang Aziz Bouhaddouz di penghujung babak kedua sekaligus menjadi gol bunuh diri pertama di Rusia 2018.

Kendati Maroko tampil lebih dominan pada menit-menit awal, ketatnya pertahanan Iran berhasil memaksa skor berkesudahan imbang tanpa gol hingga turun minum. Di sepanjang 45 menit tersebut, penguasaan bola Maroko mencapai 63% sedangkan Iran hanya 37%.

Sedianya, Maroko dan Iran saling menekan di paruh pertama. Masing-masing tim berbalas serangan dengan sembilan tembakan. Serangan Maroko disusun lewat dominasi penguasaan bola, sedangkan Iran lebih banyak mencari kesempatan melalui serangan balik.

Pada menit ke-19, Maroko mendulang peluang emas. Serangan tim berjuluk Singa Atlas ini menghasilkan kemelut di depan gawang Iran. Namun, ketatnya pertahanan dan kesigapan kiper Beiranvand menghalau sepakan Benatia, membuat kerja keras Maroko sia-sia.

Iran ganti mendapat kans lewat skema serangan balik dua menit jelang babak pertama usai. Usai mengecoh bek Maroko, Sardar Azmoun berhasil melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti. Sayangnya, tembakan tersebut mampu digagalkan oleh kiper Maroko, Mohamedi. Kemudian, bola muntah disambar Jahanbakhsh, tapi kembali berhasil diblok pemain Singa Atlas.

Di babak kedua, kedua tim mengendurkan intensitas serangan. Maroko kembali melanjutkan dominasinya namun kesulitan menembus pertahanan Iran. Maroko baru mendapat peluang emas pada menit 80. Sepakan first-time Hakim Ziyech dari luar kotak penalti meluncur deras ke sisi kanan gawang Iran. Namun, kiper Beiranvand cukup sigap menyelamatkan gawangnya.

Pada menit ke-90+5 akhirnya kebuntuan pecah. Bermula dari set piece Ehsan Haji Safi, Aziz Bouhaddouz yang berusaha memotong bola dengan sundulan, justru meneruskan si kulit bundar ke gawang sendiri. Tak lama setelah itu, wasit menyudahi babak kedua. Skor 0-1 sekaligus memupus harapan Maroko untuk mengamankan satu poin.

Kendati Iran keluar sebagai pemenang, Maroko tampil lebih dominan dengan 12 tembakan. Meski demikian, lini pertahanan Iran tampil disiplin. Singa Persia mencatatkan lima blok, 20 tekel, 22 sapuan, dan 13 intersep. Serangan balik yang dilakukan Iran pun cukup efektif dengan menghasilkan sembilan tembakan.

Selama sejarah turnamen sepak bola empat tahunan ini digelar, total ada 42 gol bunuh diri yang tercipta. Gol bunuh diri pertama di Piala Dunia dicetak oleh pemain Meksiko, Manuel Rosas pada laga Meksiko vs Chile di Piala Dunia 1930.

Gol tersebut juga memecahkan rekor gol bunuh diri pada menit paling akhir waktu normal sepanjang gelaran Piala Dunia. Sebelumnya, rekor ini dipegang oleh Joseph Yobo, yang mencetak gol bunuh diri pada menit ke-90+2 pada pertandingan Nigeria vs Prancis di Piala Dunia edisi 2014 Brasil.

Kekalahan Maroko membuat Singa Atlas terlempar ke posisi juru kunci Grup B. Selain itu, hasil tersebut sekaligus memutus tren 18 pertandingan tanpa kekalahan skuat asuhan Harvard Rene.

Kemenangan Iran untuk sementara membuat mereka memimpin klasemen Grup B. Sedangkan dua tim lain, yakni Portugal dan Spanyol, hingga artikel ini ditulis belum bertanding yang dijadwalkan berlaga pada Sabtu (16/6/2018) pukul 01.00 WIB.

Penulis: Ikhsan Abdul HakimEditor: Ikhsan Abdul Hakim

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Iran berhasil mengamankan tiga poin pertama di Grup B Piala Dunia 2018 setelah meraih kemenangan 1-0 atas Maroko di Krestovsky Stadium, Saint Petersburg, Jumat malam (15/6/2018) WIB.

Gol bunuh diri pemain pengganti Maroko, Aziz Bouhaddouz, di masa injury time membuat Iran memastikan kemenangan.

Timnas Iran memecah kebuntuan pada masa injury time. Berawal dari eksekusi tendangan bebas yang dilepaskan Ehsan Hajy Safi dari sisi kiri lapangan, bola mengarah tepat ke jantung pertahanan Maroko.

Bermaksud menghalau bola, Aziz Bouhaddouz justru menanduk bola masuk ke gawang timnya sendiri.

Iran menang dramatis atas Maroko berkat gol bunuh diri Aziz Bouhaddouz.

Pemain bertahan Denmark, Simon Kjaer (kiri), salah mengantisipasi bola sehingga menyebabkan gol bunuh diri saat bertanding melawan Inggris. Gol di menit ke-39 tersebut membuat kedudukan berubah menjadi satu sama.

Saban  ada kejuaraan besar sepak bola,  pikiran saya  resah dengan istilah “gol bunuh diri” dari mulut penyiar televisi maupun tangan wartawan surat kabar. Mengapa istilah “bunuh diri” digunakan untuk menyebut gol dari seorang pemain gagal  menghalau bola agar tidak masuk ke gawang timnya?

Sulit menerima bahwa kapten kesebelasan Denmark, Simon Kjaer,  “bunuh diri” ketika  mati-matian ingin menyelamatkan gawangnya dari bola umpan deras Bukayo Saka  yang akan disergap Raheem Sterling dalam semifinal Piala Eropa,  8 Juli 2021. Usaha mati-matian Simon Kjaer  tak berhasil. Bola yang dihalau justru masuk ke gawangnya sendiri.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bunuh diri berarti ‘sengaja mematikan diri sendiri’. Kesengajaan adalah faktor terpenting dalam tindak bunuh diri. Bila  tak ada kesengajaan, sebuah tindakan tak bisa disebut bunuh diri. Sangat jelas bahwa dalam gol-gol  Piala Eropa 2020 yang disebut “gol bunuh diri” itu sama sekali tak ada unsur sengaja dari Kjaer, Dubravka, Merih Demiral, Mats Hummmel, Raphael Guerreiro, Ruben Dias, Pedri, Denis Zakaria, Juraj Kucka, Wojciech Szczesny, dan Lukas Hradecky untuk memasukkan bola ke gawang mereka. Tak  tepat menyebutnya “gol bunuh diri”.

Usul saya istilah “gol bunuh diri” tidak dipakai untuk menyebut gol-gol seperti di atas. Dicari saja istilah yang tepat, misalnya “gol sendiri” (own goal) seperti digunakan dalam bahasa Inggris.  Di samping itu, seyogianya istilah “bunuh diri” sesedikit mungkin digunakan dalam ujaran karena tindakan bunuh diri memang dilarang secara moral. Semakin jarang digunakan di dalam ujaran, diharapkan tindakan bunuh diri juga tak akan muncul dalam khayalan dan pikiran orang.

Tambahan pula, menggunakan istilah “gol bunuh diri” akan mengingatkan dosa lama  persepakbolaan Indonesia yang pernah dinodai oleh gol-gol yang sungguh-sungguh “bunuh diri” karena para pemain dengan sengaja memasukkan bola ke gawang tim mereka sendiri. Dalam  pertandingan  “sepak bola gajah” antara PSS Sleman dan  PSIS Semarang pada 2014,  lima  gol disarangkan oleh  pemain PSS Sleman dan PSIS Semarang ke gawang mereka sendiri. Akibatnya PSSI diganjar hukuman oleh FIFA berupa larangan  menyelenggarakan kompetisi dalam kurun 2015 – 2016.

Lebih memalukan lagi kasus Piala Tiger 1998 pada pertandingan  Indonesia melawan Thailand. Demi mengejar posisi juara kedua  untuk menghindari pertandingan melawan tim Vietnam, pemain Indonesia, Mursyid Effendi,  sengaja memasukkan bola ke gawang Indonesia sendiri, sementara pemain Indonesia lainnya, Kurnia Sandi, diam saja dan tak berusaha menyelamatkan gawangnya. Mursyid Effendi diganjar larangan bermain seumur hidup dan denda uang.

Semoga dengan mengganti istilah “gol bunuh diri,” tindakan tercela melakukan “gol bunuh diri” yang mencederai sportivitas dalam sepak bola juga hilang. Begitu pula tindakan bunuh diri yang dilarang secara moral itu.